Ujian Hidupmu Tanda Allah Rindu

 

Ibarat ketika sedang menempuh kenaikan jenjang pendidikan, dalam menjalani kehidupan kita juga akan dihadapkan dengan suatu ujian. Tidak berbentuk soal tertulis seperti pilihan ganda yang terpampang pilihan jawabannya, akan tetapi lebih menyerupai esai agar kita mampu untuk lebih detail  menguraikan sendiri esensi soal ujian dan bentuk cara pemecahan masalahnya serta menelaah ada hikmah apa dibaliknya. Ujian kehidupan memiliki takarannya masing-masing sesuai kapasitas kemampuan penerimanya. Jika yang diberikan ujian itu kamu, berarti Allah meyakini bahwa kamu mampu.  Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 286 yang artinya : “ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...”. Lantas apa tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ujian kehidupan kepada para hamba-Nya?

Ujian Kehidupan cenderung datang secara tiba-tiba tanpa adanya aba-aba, Terkadang pagi harinya kita  bergembira dengan kabar bahagia, lalu malam harinya bisa saja berubah menjadi sedih, murung atas ujian yang datang menerpa. Bentuk ujian didatangkan dengan segala macamnya, dapat berupa kesedihan, kehilangan, ketakutan, kelaparan, dan lainnya. Hal tersebut  tertuang dalam firman Allah yang artinya: “Dan Kami pasti akan mengujimu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad) kabar  gembira kepada orang-orang yang sabar”. (Q.S. Al-Baqarah :155-157).

Allah memberikan ujian sebagai bentuk tes untuk mengetahui kadar kekuatan keimanan seseorang. Allah ingin tahu seberapa taat, sabar,  tabah, rida kita dalam menerima dan menghadapi ujiannya, serta seberapa yakin kita melibatkan-Nya dalam  menjalani liku-liku kehidupan yang ada. Allah akan memberikan rahmat serta ampunan-Nya kepada orang yang sabar dalam menghadapi ujiannya. Maksud orang sabar tersebut dijelaskan dalam lanjutan ayat Q.S. Al-Baqarah : 156-157 yang artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya  dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-Baqarah :155-157)

Terkadang datangnya nikmat yang berlimpah ruah, membuat kita cenderung lalai dan lupa akan siapa yang memberikannya dan dari mana asal nikmat itu yang sesungguhnya. Kita cenderung memikirkan dengan cara  apa mendapatkannya dan seberapa banyak jumlahnya. Misal ketika kita merasa bahwa seluruh harta dan takhta adalah murni dari hasil kerja keras sehingga mendapat hasil yang membuat kita puas. Prasangka tersebut sering kali membuat kita berbangga diri, sehingga pada akhirnya kita terbuai pada kenikmatan yang hakikatnya adalah hanya sebuah titipan, bisa datang dan bisa juga hilang. Hal tersebut jika semakin larut dapat membuat kita lalai akan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala Sang Maha Pemilik sesungguhnya. 

Kehadiran ujian mampu dikatakan sebagai bentuk penyeimbang kehidupan, adakalanya bahagia dan adakalanya pula merasa sedih dan gundah gulana. Ujian bisa menjadi sebuah pertanda bahwa Allah merindukan kita. Allah merindukan hamba-Nya yang senantiasa beribadah, mendekatkan diri, memohon dengan ketulusan untuk diberikan kenikmatan berupa kebahagiaan. Allah merindukan hamba-Nya yang bolak balik mengadu, menceritakan, segala bentuk permasalahan hidupnya agar diberikan jalan keluarnya. Bentuk kerinduan yang hadir menjadi sebuah bukti cinta dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya dan sebagai bukti bahwa Allah adalah Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan adanya ujian  juga mampu menjadi sebuah sinyal bagi kita untuk senantiasa bertafakur, bertadabur, dan muhasabah atau introspeksi diri dalam kehidupan sehari-hari, serta sebagai ajang  untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala Sang Maha Pencipta..

Dengan datangnya ujian dalam kehidupan, Allah bermaksud menginginkan kebaikan untuk  hamba-Nya, agar semakin memaknai kehidupan, belajar berusaha untuk rida dan sabar pada masalah yang diberikan dan menuntunnya untuk mengetahui hikmah kebaikan dibalik setiap ujian yang telah dihadapkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan hamba-Nya untuk senantiasa mengandalkan-Nya di setiap permasalahan hidup yang sedang dihadapinya. Allah juga menginginkan hamba-Nya untuk selalu beribadah, berdoa dan berbaik sangka kepada-Nya karena Allah mampu mengabulkan doa-doa hamba-Nya pada waktu yang tidak disangka-sangka dan menolong hamba-Nya melalui perantara yang tidak disangka-sangka pula datangnya. Allah menginginkan hamba-Nya untuk terus berada dalam ketaatan, dan berada dalam kebaikan. Percayalah Allah selalu mempunyai rencana terbaik untuk kehidupan hamba-Nya agar lebih baik.



 

 

 

 

 

Komentar

  1. Terimkasih Ilmunya Boskuh
    Smoga Tuhan senantiasa Mencukupi, Melindungi dan Mengayoni kita semua
    aamiin
    Salam Kenal
    WHOnesia Sikoji

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaAllah aamiin. salam kenal juga, terima kasih sudah berkunjung semoga bermanfaat

      Hapus
  2. Bener banget.. terkadang kita berdoa lama dan berulang-ulang tidak langsung dikabulkan. Karena dengan begitu, kita makin khusyuk berdoa dan makin merengek pada Allah. Maka ingatlah Allah dalam keadaan senang atau susah, dalam keadaan lapang atau sempit. Karena janji Allah, jika kita mengingat Allah saat lapang, maka Allah akan membantu saat kita sempit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaAllah, betul sekali. mencoba selalu ingat Allah dalam keadaan apapun. terima kasih sudah berkunjung

      Hapus
  3. Betul ka, terkadang ujian yang kita alami bertubi-tubi sampe bingung curhat kemana, ke manusia juga terkadang malah menjudge kita. Satu satunya yang tepat berdo'a dan curhat kepada Allah. Ya nda langsung dilancarkan, tapi perlahan selalu diberikan jalan hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer