Eksistensi Toleransi
Toleransi merupakan tindakan humanisasi yang eksistensinya begitu
berarti. Toleransi sendiri berasal dari bahasa latin Tolerare yang
berarti sabar dan menahan diri, sedangkan dalam istilah bahasa arab disebut Tasamuh
yang artinya kemurahan hati, saling mengizinkan, saling memudahkan. Adanya perbedaan dalam kehidupan, baik agama,
suku, bahasa maupun budaya perlu diselaraskan. Bukan berarti untuk mengikuti
kepercayaan maupun adat istiadat mereka, melainkan menganggap bahwa mereka itu
ada dan hidup berdampingan bersama kita. Konflik sering kali hadir karena adanya
keberagaman sehingga menyebabkan adanya intoleransi, seperti saling mencurigai,
membenci bahkan saling mencaci satu sama lain. untuk mengatasi semua itu, perlu
diadakannya persatuan dengan menerima perbedaan tanpa mencari persamaan.
Islam sebagai agama yang membawa visi dan misi perdamaian sangat
menekankan pemeluknya untuk menerapkan toleransi dalam kehidupan. Hanya saja
ada batasannya, yaitu boleh diadakannya interaksi asalkan tidak merusak iman
dan akidah Islam. Konsep Toleransi pun sangat praktis yakni memerintahkan manusia untuk berjiwa humanis seperti saling
mengenali, saling menghargai, saling tolong menolong, saling memahami, dan
saling menghormati agar kehidupan ini berjalan dengan harmonis. Allah pun telah
menjelaskannya dalam Q.S Al-Hujurat : 13, yang artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”.
Ayat di atas menerangkan bahwa
Allah menciptakan kehidupan ini dengan penuh keberagaman, dan semua itu
memiliki kelebihan dan kekurangan agar kita saling menjalin kerukunan bukan menebar kebencian. Allah tidak pernah membeda-bedakan makhluk-Nya. karena
yang terbaik menurut-Nya adalah yang paling besar ketakwaan kepada-Nya dengan
penuh kesungguhan dan keikhlasan.
Sejarah
mencatat bahwa eksistensi toleransi ditunjukkan Nabi Muhammad dalam kehidupan
sehari-hari. Beliau sangat berlapang dada dalam menerima perbedaan yang ada, salah satu penerapannya yaitu pada Piagam Madinah yang isinya menunjukkan keagungan agama Islam yang
begitu menjunjung rasa kemanusiaan. Beliau tidak pernah memaksa seluruh penduduk Madinah untuk memeluk, maupun mengikuti ajarannya, beliau begitu menghargai dan
menghormati keputusan mereka. Hal itu tercermin pada sebagian masyarakat yang tidak memeluk
agama Islam, yakni umat Yahudi dan Nasrani yang saat itu hidup berdampingan
dengan umat Islam di Madinah. Bagi Beliau ”Bagimu agamamu bagiku agamaku”. seperti
yang tercantum pada Q.S al-Kafirun ayat 6. Perilaku yang dicontohkan Rasulullah tersebut seharusnya terus menerus di
praktikkan umatnya khususnya dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Indonesia merupakan salah satu
negara yang mengimplementasikan
toleransi. Negaranya yang Multikultural terdiri dari berbagai agama, suku,
budaya dan bahasa membuat toleransi begitu eksis di masyarakatnya. Dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat tentunya melakukan interaksi satu sama lain,
hidup berdampingan dan saling membutuhkan, sehingga toleransi perlu diterapkan.
Semua itu di implementasikan melalui dasar negaranya yakni “Pancasila” yang
pokok isinya hampir sama dengan piagam Madinah dan semboyan negaranya yang
berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi
tetap satu jua.
Demikian, Fakta Historis
menunjukkan bahwa Islam merupakan agama mayoritas yang dianut manusia, dan mampu membawa kehidupan ini pada perdamaian.
Maka dari itu ketika eksistensi toleransi selalu tercipta dan terpelihara, maka
kerukunan dan kedamaian pun akan terlihat dengan nyata.
Setuju, yang belum hanya menyamakan persepsi saja, sisa nya oke sih ☺️
BalasHapusbaik kak terima kasih, betul sangat penting juga untuk menyamakan presepsi dalam menjaga toleransi
Hapus