Hati Tenang dengan Berhuznudzon
Dalam
menjalani kehidupan tentunya kita menginginkan ketenangan pikiran dan hati, terhindar dari rasa hasad, dendam, dengki, dan iri hati. Untuk
menghindari itu Salah satunya kita harus
selalu bersikap positive Thinking dalam kehidupan sehari-hari.
Positive Thinking
dalam islam disebut juga dengan Husnudzon, yakni sikap selalu berprasangka baik terhadap apapun. ,maksudnya seseorang memiliki sikap mental
dan cara pandang yang mengarahkannya terhadap hal-hal yang positif. Lawan kata
nya adalah Suudzon, yakni berburuk sangka, yang merupakan sifat yang harus kita
hindari. Dalam islam Husnudzon dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. 1. Husnudzon
kepada Allah
Sebagai
hamba-Nya kita wajib untuk selalu berprasangka baik atas segala Qada dan
Qadar-Nya. Kita harus yakin segala sesuatu yang ditetapkannya adalah yang
terbaik bagi kita. Allah itu tergantung dengan Prasangka Hamba-Nya. Seperti
yang diterangkan dalam hadits qudsi yang artinya “ Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Allah Ta’ala berfirman : Aku sesuai prasangka hamba-Ku. Aku
bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat Ku saat sendirian, Aku
akan mengingatnya dalam diri Ku. Jika ia mengingatku di suatu kumpulan, Aku
akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik dari pada itu (kumpulan
malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR.Bukhari, no 6970 an Muslim, no 2675].
Maka
dari itu, kita harus selalu berhusnudzon kepadanya, berusaha untuk menjadi
hamba-Nya yang terbaik, dengan melakukan segala ketaatan dan kebaikan dengan
ikhlas, dan menerima segala takdir dengan hati yang luas. InsyaAllah hati dan pikiran kita akan
berjalan dengan seiras mengikuti dan menerima takdir dengan ikhlas, sehingga
membuat kehidupan berjalan dengan selaras.
2. 2. Husnudzon
Kepada diri sendiri
Dalam menjalani kehidupan kita juga harus berhusnudzon
terhadap diri sendiri, kita harus
menyadari bahwa Allah menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangan
masing-masing untuk saling melengkapi satu sama lain. Semua itu dianugerahkan Allah untuk meraih apa yang kita inginkan, tentunya dengan kerja keras, doa, dan tawakkal yang kita lakukan. Maka menanamkan sifat husnudzon dalam diri itu penting agar kita lebih percaya diri dengan kemampuan yang kita miliki. Ingatlah juga jika kita berbuat baik insyaAllah Allah akan mengumpulkan kita dengan orang-orang yang baik, dan mendapatkan kehidupan yang baik pula.
3. 3. Husnudzon
terhadap orang lain
Manusia
adalah makhluk sosial, yang otomatis memerlukan bantuan orang lain dalam
menjalani kehidupan. Karena kita hidup berdampingan Maka kita harus
berhusnudzon kepada sesama agar kehidupan kita dalam sehari-hari bisa berjalan
dengan harmonis dan dan penuh kebahagiaan. Dengan menanamkan sikap ini, kita dapat
menghindari kedengkian, dan kebencian yang mampu merusak kerukunan. Allah berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12, yang
artinya “ Wahai orang-orang yang beriman, jahuilah banyak prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, Sungguh Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Ayat
tersebut jelas-jelas memerintahkan kita agar menjahui banyak prasangka kepada
sesama manusia. sehingga kita mampu menjalani kehidupan dengan penuh kedamaian.
Begitulah
islam dalam mengajarkan kepada pemeluknya untuk senantiasa berhusnudzon, baik
kepada Allah, diri sendiri maupun orang lain sehingga kita mampu menjalani
kehidupan dengan penuh ketenangan.
Komentar
Posting Komentar